Jumat, 30 November 2012

Mengulik Cerita di Balik Gedung Tua Jakarta



Museum Fatahillah , Kota Tua 22 November 2012
Kota Tua adalah nama suatu tempat dari sekumpulan bangunan tua peninggalan Belanda pada zaman penjajahan. Dahulu Kota ini sangatlah indah pada zamannya dan arsitektur Belanda sangatlah kental di setiap bangunannya. Nah cerita dari Kota Tua itu sejarahnya tak lepas dari pada zaman penjajahan Belanda. Dahulu Kota Tua itu bernama Batavia Lama yang terletak di sebelah timur sunga Ciliwung dan Kota Tua ini mempunyai julukan “Mutiara dari Timur” dan “Ratu dari Timur” di mata para pedagang Eropa. Dilihat dari segi tema bangunannya, sangat jelas sekali kalau kota tua ini dibangun dengan menyesuaikan kota – kota yang ada di Belanda. Bangunan – bangunan ini memiliki jendela yang cukup banyak dengan gedung yang memanjang serta diatas atapnya terdapat sebuah menara seperti bangunan yang ada pada Belanda. Tiang – tiang penyangga hanya ada pada bagian depan bangunan atau teras bangunan. Untuk halaman dibuatlah blok – blok  batu seperti paving block namun ukurannya lebih besar yang mirip dengan gaya ala eropa. Biasanya bngunan – bangunan seperti ini terdiri lebih dari satu lantai dan biasanya juga digunakan untuk suatu pusat pemerintahan pada zamannya.

Kota tua sebenarnya terdiri dari beberapa blok yang dipisahkan oleh kanal. Blok – blok ini ada yang terhubungi dengan adanya jembatan yang salah satunya sekarang dinamakan jembatan tarik kota intan. Sebenarnya wilayah Kota Tua itu sekarang ini yang masih tersisa bangunanya bisa diliat dari  Sunda Kelapa, Pasar Ikan, Luar Batang, Kali Besar, Taman Fata­hillah dan Glodok. Bangunan – bangunan yang tersisa kini hanya sebagian saja yang masih terawat. Beberapa bangunan yang berpotensi untuk pariwisatapun hanya sedikit yang diperbaiki. Beberapa gedung yang rusak di Kota Tua ini di antaranya  Ge­dung Cipta Niaga di Jalan Pin­tu Besar Utara dan Gedung Jasindo di seberang Museum Fatahillah serta masih banyak gedung – gedung yang lainnya. Gedung – gedung yang masih tersisa ada yang dimanfaatkan, sebagai contoh Museum Fatahillah, Kantor Pos Indonesia, Museum Wayang dan ada beberapa lagi yang lainnya.
Sebagai Generasi muda sekarang ini peninggalan Kota Tua merupakan situs sejarah yang harus dilestarikan dan dijaga keutuhannya. Untuk menyuguhkan suatu kota sejarah kita juga bisa menambahkan aksesoris – aksesoris atau hiasan yang ada pada setiap bangunan yang menjadi tempat pariwisata. Kita bisa ambil contoh di Taman Fatahillah kita bisa menambahkan dekorasi seperti lampu jalan yang bisa diletakkan pada bagian jalan bangunan serta memberi tambahan taman yang bisa di posisikan pada bagian pinggir – pinggir batasan sungai. Untuk bangunannya sendiri kita bisa renovasi pada bagian yang sudah tua sekali dan untuk sisi kebersihan harusnya ada pembenahan pada sungai kanal yang kotor serta bangunan – bangunan kumuh yang tertelantarkan . Yang Paling penting adalah membuat bagaimana Kota Tua itu bisa dilihat sisi artistiknya tanpa meninggalkan unsur – unsur budaya Belanda. Dengan adanya kerjasama semua pihak bukan tidak mungkin Kota Tua akan menjadi tempat pariwisata yang sangat berpotensi menarik wisatawan mancanegara serta kita masih bisa mengenalkan situs sejarah ini pada anak cucu kita kelak.
sumber: http://arsitektur.blog.gunadarma.ac.id/?p=241

0 komentar:

Posting Komentar