Senin, 15 Juni 2015

Bagaimana HoloLens Bekerja

Anda memang akan terlihat sedikit konyol saat menggunakan HoloLens, namun efek yang dihasilkan akan membuat kekonyolan itu sepadan. Ketika Microsoft mengumumkan akan menyelenggarakan acara hari Rabu (21/1) di kantor pusatnya di Redmond, Washington, AS, semua orang sudah bisa menduga apa yang akan dibicarakan. Microsoft akan berbicara soal Windows 10, sistem operasi yang tengah disiapkan untuk menutup “kegagalan” Windows 8. Namun kejutan besar muncul ketika Microsoft juga menunukkan HoloLens, perangkat virtual yang dijanjikan akan mengubah cara kita berinteraksi dengan lingkungan sekitar.

HoloLens pada dasarnya adalah headgear yang memiliki lensa transparan. Saat menggunakan HoloLens, pengguna tetap dapat melihat lingkungan di sekitar layaknya menggunakan kacamata biasa. Namun berkat HoloLens, lingkungan sekitar itu menjadi lebih kaya karena ada gambar digital yang ditempelkan (overlay) di atasnya. Contohnya pada sebuah dinding kosong, HoloLens bisa menampilkan sebuah layar televisi. Atau pada kulkas, HoloLens bisa memperlihatkan bahan makanan yang harus dibeli.

 

Dengan aplikasi yang tepat, HoloLens akan mengubah obyek apapun menjadi lingkungan virtual yang interaktif. Gambar digital yang dihasilkan HoloLens sendiri bisa berbentuk tiga dimensi. Pengguna juga bisa berinteraksi dengan benda virtual yang dihasilkan HoloLens. Misalnya saat HoloLens menampilkan gambar tiga dimensi sebuah motor, Anda bisa mengitari motor tersebut dan HoloLens akan menampilkan motor tersebut sesuai sudut pandang Anda. Karena mendeteksi posisi Anda, HoloLens juga menyediakan kemampuan hand gesture—meski saat ini terbatas untuk mengklik obyek 3D tersebut.

Obyek yang dihasilkan HoloLens bisa berbentuk tiga dimensi, sehingga Anda bisa melihatnya dari berbagai sudut. Untuk menampilkan semua efek tersebut, HoloLens menggunakan cara yang terbilang revolusioner. Yaitu dengan cara menyorotkan cahaya ke mata Anda—tanpa menyebabkan mata Anda silau atau merasa tidak nyaman. Semua efek tersebut dihasilkan oleh komputer yang dirangkai ke dalam HoloLens tersebut. Artinya, HoloLens tidak membutuhkan kabel atau smartphone untuk menjalankan fungsinya.

Jika ditilik, efek yang dihasilkan HoloLens mirip seperti yang dihasilkan Google Glass. Namun Google Glass menampilkan gambar di kaca dari kacamata, bukan menyorotkannya ke mata. HoloLens juga berbeda dengan perangkat Oculus Rift, karena Oculus Rift menampilkan dunia yang baru dan terpisah dengan lingkungan sekitar. Baru kali ini ada perangkat yang bisa menggabungkan dunia nyata dan digital dengan teknologi canggih seperti HoloLens.

Pada saat dirilis resmi, Microsoft mempersilakan peserta acara untuk menjajal HoloLens ini. Demonya terbilang sederhana, yaitu memainkan game Minecraft dari sofa dan berbagai obyek yang ada di panggung. Namun semua orang yang menjajalnya pun terpukau dengan efek yang dihasilkan HoloLens. “Microsoft HoloLens adalah magis” tulis situs Ars Technica. “HoloLens menampilkan efek yang akan membuat mereka yang skeptis dengan virtual reality sekalipun ternganga” tulis CNet.
Jika dikombinasikan dengan teknologi lain, potensi yang ditawarkan HoloLens terbilang dahsyat. Salah satunya seperti yang ditunjukkan Microsoft ketika seorang ayah membantu anak wanitanya memperbaiki pipa di rumahnya lewat Skype. Sang ayah bisa melihat apa yang dilihat anak perempuannya, dan bisa menunjukkan apa yang harus dilakukan melalui coretan di tabletnya yang kemudian terproyeksi ke HoloLens sang anak.

Pemanfaatan HoloLens terbilang luas, termasuk membuat percakapan jarak jauh menjadi interaktif
Kedengarannya memang seperti film science fiction, namun HoloLens bisa mewujudkannya. Memang, masih banyak tantangan besar yang harus dijawab HoloLens, mulai dari konsumsi daya sampai kesiapan developer sebelum HoloLens siap dipasarkan. Namun melihat potensi yang ditawarkan, cukup beralasan untuk kita menunggu dengan antusias kehadiran HoloLens.

SUMBER   :

0 komentar:

Posting Komentar